Teknik berenang di arus deras
Dalam usaha pertolongan di air, seorang penolong yang menggunakan sarana perahu karet terkadang menghadapi beberapa kondisi yang membahayakan walaupun di kondisikan memakai perahu yang boleh dikatakan aman untuk pengarungan sungai. Bagaimana jika tiba – tiba kita tercebur di air deras saat perahu kita berada di tengah sungai? Ini juga perlu di ketahui oleh para penolong ketika di air. Jadikan anda penolong yang mengetahui tehnik berenang di arus deras.Berenang Menuju Eddies ( pusaran air )
Bila seorang rafter (pendayung) terjatuh dari perahu dan masuk
kedalam sebuah jeram, maka yang paling baik dan tidak membahayakan
adalah melakukan sebuah aggressive swimming menuju kesebuah eddies.
Sebuah eddies yang cukup besar bisa digunakan untuk beristirahat. Hal ini berlaku juga bagi rafter yang akan melakukan scouting ( melihat lintasan sungai ) terhadap jeram – jeram berikutnya dihilir sungai ( downstream ).
Untuk memasuki sebuah eddies, hal pertama yang harus dilakukan
adalah memperhatikan situasi di sekitar jeram. Perhatikan batu – batu
yang muncul kepermukaan, strainer ( hambatan yang merintangi sungai : cabang pohon, dll ), sweeper ( pohon yang jatuh kedalam air ), pillow ( arus sungai menabrak batu membentuk riak gelombang air ) dan standing wave
( bentukan ombak berdiri yang tinggi ). Hal ini harus menjadi perhatian
utama, karena dalam kondisi batu – batu atau banyaknya hambatan dan
aliran air yang sangat kuat, tidak mungkin bagi kita untuk melakukan active swimming ( berenang secara aktif ) dengan efektif menuju eddies.
Berenang Memegang Dayung
Ketika terjatuh dari perahu, sebaiknya dayung yang kita pergunakan
jangan sampai terlepas jauh, karena berenang sambil memegang dayung
apabila mengetahui tekhniknya sangat membantu.
Pada saat berenang di jeram, perhatikan situasi disekitar kita.
Cara memegag dayung sama dengan seperti saat kita mendayung. Tangan yang
satu memegang T-grip dan yang lainnya memegang tangkai. Saat situasi memungkinkan, segera gerakan dayung dengan blade
( bilah dayung ) terlebih dahulu kayuh dari belakang ke depan untuk
mengarahkan tubuh kita. Bila tidak memungkinkan Balikan tubuh dari
posisi terlentang ( defensive swimming ) menjadi terlungkap,
lakukan gerakan mendayung secara lurus searah dengan badan dari atas
kepala sampai dada, kearah tujuan kita.
Perhatikan kecepatan aliran air, karena hal tersebut dapat
menghambat upaya kita untuk menepi, baik keperahu atau menuju eddies.
Kecepatan gerakan mengayuh dayung untuk menolak tubuh harus lebih cepat
dari kecepatan aliran air, sehingga kita akan segera menepi. Pada saat
melakukan penolakan, perhatikan juga posisi tubuh kita, karena ketika dayung dikayuh akan menghasilkan tenaga yang memungkinkan badan kita berputar, sehingga upaya untuk menepi akan sia – sia.
Berenang Di Wave
Berenang di wave ( ombak sungai ) adalah hal yang menyenangkan.
Tetapi harus diingat bahwa wave tidak selamanya dalam keadaan
menyenangkan. Panjang wave biasanya terbatas sekitar 100 m, bentuknya
cenderung tidak kontinyu dan tidak stabil. Hal ini disebabkan karena
struktur sungai yang membentuknya, sehingga pada sebuah sungai mungkin
hanya ada beberapa wave dengan panjang hanya beberapa meter. Pada saat
berenang pada wave yang tinggi ( standing wave ) akan
lebih mudah dan aman dengan melakukan gerakan menyelam ke bagian bawah
ombak yang tinggi tersebut, sebelum terlebih dahulu mengambil nafas.
Setelah muncul kepermukaan orientasi situasi dan lakukan defensive
swimming kembali.
Pada kondisi tertentu, berenang di wave harus ekstra hati – hati
dan siaga, karena medan yang dilalui akan mengalami perubahan yang
drastis. Mungkin dari kondisi wave yang menyenangkan akan dilanjutkan
pada hole yang besar atau pillow yang dangkal.
Berenang Di Hole
Suatu kondisi tertentu mungkin kita akan berenang di hole, hole
adalah bentukan arus yang tertahan rintangan ( batu ) menyebabkan arus
putar seperti roda dengan arus permukaan mengarah kehulu dan bagian
bawah mengarah ke hilir.
Jika tidak mengetahui tekniknya, kita dapat terus tertahan oleh arus balik dan berputar – putar di hole,
hal ini sangat berbahaya. Cara berenang supaya dapat keluar dari hole
adalah ketika sebelum masuk hole merubah posisi berenang kita dengan
melakukan gerakan cannon ball. Peluk kedua dengkul, tundukan kepala,
buat badan seperti bola. Dengan posisi tubuh seperti ini kemungkinan
tubuh terkena hambatan arus akan sedikit, biasanya akan relatif lebih
mudah terlepas dari hole. Jika sudah terjebak, berenang sekuatnya ke
arah kiri atau kanan memanfaatkan arus kuat menuju hilir.
Ada dua jenis hole dimana jalan keluarnya adalah
harus berenang mengikuti arus balik yang menabrak arus kuat ke hilir.
Pada saat itu tubuh kita akan terbawa ke dalam air dan terdorong
beberapa meter keluar dari hole. Hal tersebut terjadi karena air yang
jatuh dari dam memiliki kekuatan yang besar umtuk mendorong apa saja
yang ada di bawahnya. Tetapi jangan sampai terjebak ke dalam backwash ( arus balik yang menggulung ), karena untuk melepaskan diri dari dalam backwash sangat sulit.
Berenang Di Undercut
Terjepit di undercut ( lorong / celah batu / tebing yang berongga
tertutup air ) adalah mimpi buruk bagi para rafter. Cara terbaik untuk
keluar dari undercut adalah dengan berenang sekuat tenaga untuk menjauh
dan keluar, biasanya 45 derajat melawan ke arah kiri atau kanan
tergantung dimana posisi undercut.
Jika sudah terlalu dekat, balikkan badan pada posisi terlentang,
kemudian angkat kaki tinggi – tinggi, jauhkan tubuh dari dinding batu,
dengan menekan kaki ke dinding dengan mengarahkan tubuh 45 derajat
keluar. Jika tidak berhasil dan setengah badan kita sudah tersedot,
biasanya bagian kaki gunakan tangan untuk menahan supaya badan kita
tetap berada di luar atau jika ada pegangan yang kokoh segera bertahan
untuk menunggu pertolongan dari rekan yang lain.
Apabila seluruh badan sudah masuk ke dalam undercut, segera peluk
kedua lutut, kemudian tunggu beberapa detik dan jangan melawan dengan
harapan badan kita tetap di arus utama dan terseret keluar. Jangan
menutup mata supaya kita tahu saat berada di dalam undercut yang gelap.
Apabila badan kita terjepit atau berputar – putar didalam undercut,
usahakan tetap tenang.
Jika badan kita terjepit, pelajari keadaan, coba untuk melepaskan
diri, cari tempat berpijak, tolak sekuatnya dan berenang ke arah luar.
Hal utama yang perlu diperhatikan adalah tidak panik dan mempertahankan
kesadaran. Setelah dapat keluar cari eddies terdekat dan berenang masuk
kedalamnya. Setelah berhasil mengamankan diri, kalau masih sanggup
langsung bersiap untuk menolong rekan lain atau menyelamatkan barang –
barang yang hanyut terbawa air.
Berenang Di Sweepers Dan Strainers
Beberapa rintangan yang harus diwaspadai oleh para rafter adalah rintangan pohon yang jatuh ke dalam air ( sweeper )
dan sebuah rintangan yang menghambat diatas permukaan air ( strainer )
yang di dalamnya terdapat sebuah hole atau dam yang berbahaya. Bila kita
terjebak di dalam sweeper dan stainer ini, kita akan menemukan
kesulitan untuk melepaskan diri dari rintangan tersebut karena badan
tertahan rintangan dan terdorong arus sungai.
Cara Melepaskan Diri Dari Sweeper Atau Stainer
Bila kita akan menghadapi sweeper atau stainer,
cobalah untuk berenang menghindar skuat tenaga. Saat benturan atau
tabrakan dengan stainer atau sweeper tidak terelakan, berputarlah dengan
poros perut dengan muka menghadap ke arah downstream
dan usahakan tubuh tetap berada di permukaan air. Pusatkan perhatian
untuk mendekati batang pohon atau mulut goa, buat gerakan dengan kaki
terlebih dahulu dan tarik tubuh kita keatasnya dengan bagian kepala
terlebih dahulu menggunakan pegangan yang dapat kita temukan di sekitar
kita. Bila hal tersebut tidak dapat dilakukan di atas sebuah batang
pohon / sweeper, cobalah bertahan sampai ada yang menyelamatkan kita.
Bila kita benar – benar harus melewati di bawah sweeper tersebut,
hal pertama yang harus kita lakukan adalah rasakan rintangan – rintangan
yang ada dengan kaki atau tangan. Berenang di bawah stainer atau sweeper merupakan usaha terakhir untuk melepaskan diri dari rintangan – rintangan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar